Tuesday, December 22, 2009
Cake Kukus Lapis Cokelat (a.k.a Brownies Kukus Lapis Coklat)
Sooooo..
Akhirnya Jumat lalu ikut juga kursus Cake Dasar bareng NCC. Aku kursus bareng Sari, temanku. Gurunya waktu itu bu Gemi Miranti dan mbak Ina.
Kemarin, setelah ragu-ragu (karena antara malas dan penasaran) akhirnya bikin juga Brownies Kukus. Aku bikin 1/3 resep, soalnya selain mixer-nya nggak bakal kuat (mixer-nya weis sepuh jeh) mengaduk 12 telur, aku juga takuuut kalau bikin kue banyak-banyak telurnya. Takut kalau gagal nangis deh, melihat telur begitu banyak tersia-sia, hehe.
Karena niatnya pas bikin setengah-setengah, aku sudah rada pesimis bakal jadi. Sudah begitu, ternyata spatulaku sangat tidak layak pakai. Spatula karet itu entah kenapa, pas dipegang rontok-tok-tok! Cari-cari akal..akhirnya melirik sodet plastik untuk wajan anti lengket yang baru kubeli. Yo weis, coba aja deh.
Pas lagi mengaduk telur, kok ya jambulnya petruk nggak kelihatan juga. Kan, katanya mengocok telur harus sampai ada jambul petruk, alias kalau adonannya diangkat dengan spatula terlihat 'mancung' dan nggak terlalu cepat jatuh lagi. Ini yang ada jadi inget hidung Squid Wood pas lagi meleleh. Tapi jambul adonan lebih lancip sih, hehe.
Kayaknya sudah lamaaa banget ngocok, sampai keringetan (tenang, nggak ada keringat yang jatuh ke adonan kok!). Aku masih nggak yakin kalau 'jambul' ideal sudah aku dapatkan. Tapi, daripada kempes lagi, akhirnya kumasukkan juga terigu dan teman-temannya. Pas mau memasukkan terigu ternyata si sodet kegedean dan nggak cukup lentur. Alhasil aku langsung ambil centongnya penanak nasi listrik. Bisa, sih. Tapi agak susah mengangkat bagian bawah adonan. Mungkin itu sebabnya rombongan cuppie yang belakangan agak-agak basah bawahnya karena coklat cairnya yang agak mengendap di dasar mangkuk pengolah.
By the way, kalau dipikir-pikir aku bikin kue alatnya pada darurat dan mengasihankan amat ya? Hehehe. Tapi aku jadi inget bu guru bilang, apapun yang terjadi, usahakan kuenya tetap jadi. Kalau aku mau mengubah sedikit deh, 'apapun yang terjadi harus jadi makanan' aja. Lebih fleksibel kali ya? Haha!
Annnnnyway, alhamdulillah, ternyata pas keluar hasilnya saangat memuaskan. Cuppie-nya so spongy, mentul-mentul, cukup ringan dan menggemaskan kaya pipinya Dedek. Kok nggak kaya pipi Abang juga? Soalnya kalau pipi Abang lebih cocok dianalogikan sama butter cake 8 telur kayanya, alias lebih padat dan legit, wakakaka! Kalau pipi Dedek kan memang empuk-empuk-lembut mirip sponge cake. Ini dia si pipi sponge cake. Lho, sponge cake kok makan sponge cake? :D
Sebetulnya aku rasa cake ini nggak akurat bila dinamakan brownies, seperti juga dengan brownies kukus Amanda. Yang mereka namakan brownies kukus yang lagi 'in' beberapa tahun belakangan sebetulnya beda konsep sama brownies sesungguhnya. Brownies kan, kue bantat, tanpa pengocokan sempurna demi pengembangan adonan. Sedangkan si brownies kukus justru dikocok sampai mengembang dengan cara yang sama dengan membuat sponge cake. Jadi, jangan ada yang marah ya, kalau kuganti namanya jadi Cake Kukus Lapis Coklat.
Ohya, satu lagi, aku senang banget karena berhasil mengganti emulsifier(TBM, Ovalet, dll) dengan susu kental manis. Pada dasarnya aku nggak begitu suka menggunakan zat aditif pada makanan. Mereka kan, bahan kimiawi juga nggak, sih? Aku yakin kok, jaman dulu orang bisa membuat kue tanpa zat-zat aditif tersebut. So, kenapa sekarang nggak bisa? Kan, kue bukan cuma soal penampilan, yang penting rasa. Memang sih, susu kental manis juga bukan bahan yang 'totally additive-free'. Tapi kurasa masih lebih baik daripada menggunakan emulsifier yang dari segi bentuk saja sudah nggak terlihat seperti makanan, hehe. Katanya sih, emulsifier juga bisa digantikan dengan kuning telur. Suatu hari aku mungkin akan mencoba menggunakan kuning telur tambahan saja. Atau bahkan sebetulnya asal tekniknya tepat kita memang nggak membutuhkan emulsifier tambahan? Hmm...
Anyway, aku yakin resep Brownies Kukus Lapis Coklat punya NCC sudah banyak beredar di internet. Jadi, di sini aku posting saja resep yang aku modifikasi(sedikit) beserta nama barunya, hehe. Aslinya sih, dibuat di loyang 26x26. Tapi karena aku buat hanya 1/3 resep, jadi aku buat di cuppies saja. Silakan mencoba.
Cake Kukus Lapis Coklat
Bahan A:
4 butir telur
150 gram gula pasir
1 sdm susu kental manis
Secubit garam
Bahan B:
1 sdm(munjung) coklat bubuk
100 gram tepung terigu
Bahan C:
100 gram mentega/margarin
65 gram dark cooking chocolate
Filling:
Coklat meises sesuai selera
Cara membuat:
Siapkan mangkuk cupcake aluminium(atau bahan lain) yang sudah dialasi mangkuk kertas
Lelehkan bahan C. Sisihkan
Panaskan kukusan dengan api besar.
Kocok bahan A sampai kental dan mengembang penuh, masukkan bahan B sambil diayak. Aduk dengan teknik aduk balik.
Masukkan bahan C, aduk balik hingga rata benar.
Tuang ke mangkuk-mangkuk kertas hingga 1/3 sampai 1/2 tinggi mangkuk. Kukus kira-kira 10 menit.
Buka kukusan, taburi coklat meises. Lalu tutup lagi dengan adonan. Kukus sekitar 10 menit lagi atau hingga matang, atau lulus tes tusuk.
Untuk sekitar 16 buah
Pelajaran yang penting pada pembuatan kue kemarin adalah; jangan menyerah pada minimnya peralatan, serta, jangan lebih besar modal daripada usaha! Nggak usah menunggu sampai punya mixer bagus atau oven mahal untuk mencoba memasak atau membuat kue. Toh, kalau sudah punya peralatan bagus pun belum tentu jadi bikin kue kalau semangatnya tetap nggak ada. Jadi, semangat!! ^__^V
Herewith, I declare that I have succeed to make my first sponge cake. Yahoooo!
Labels:
additive-free,
cake,
recipe
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment