summer bunnies
Aku jarang banget bikin kue kering alias cookies. Bahkan di blog ini juga belum pernah ya?
Tadinya aku nggak tertarik untuk ikutan Bangket Week-nya NCC. Tapi kok, lama-lama tertarik juga ya. Pas lihat-lihat resep dari panitianya, hm.., kayaknya bisa dicoba nih. Dari beberapa resep yang diberikan, tadinya mau bikin Bangket Kacang a la mbak Nadrah aja. Setelah pikir-pikir, kayaknya kalau pakai terigu kurang 'Endonesah' yaa.. Akhirnya kuputuskan untuk pakai resep nomer 2, sumbernya dari Majalah Sedap, yaitu Bangket Jeruk Nipis. Which, I'm wondering, kan nggak ada jeruk nipisnya, kenapa namanya pakai '-Jeruk Nipis' ya?
Anyway, pas mau bikin ini terus terang aku nggak ada gambaran sama sekali Bangket itu seperti apa. Teksturnya kaya apa, rasanya kaya apa, belum terbayang. Setahuku kue Bangkit itu, menurut almarhumah nenekku adalah kue kering asli Betawi. Tapi menurut ibu-ibu di NCC, Bangket itu kuenya orang Sumatera. Seingatku juga, Bangket kuenya tebal berwarna cokelat dan berempah. Kalau nggak salah, kue ini juga bukan kue yang lumer di mulut seperti -katanya- Bangket Susunya mbak Nadrah.
Karena sudah banyak yang membuat Bangket Susu, maka aku tertarik untuk membuat bangket yang lain. Tercetus ide untuk mewarnai bangket ini dengan Suji. Sayangnya, sepertinya aku memakai sujinya kurang banyak. Hasil kuenya berwarna hijau pucat, yang yah... nggak apa-apa juga. Cantik-cantik aja menurutku. Tapi mungkin lain kali aku memakai lebih banyak daun suji, mungkin sekitar 12-15 lembar.
Sekarang cetaknya pakai apa ya? Tadinya sih, terpikir untuk dicetak tangan aja. Tiba-tiba ingat cetakan Bento dari temanku Fitri. Maka kupakailah cetakan berbentuk bunga dan muka kelinci. Tadinya mau pakai cetakan beruang juga, tapi sepertinya tangan dan kakinya yang kecil akan menyulitkanku mengeluarkan adonan. Jadi, maaf Pak beruang. Lalu baru sadar, di mana ya rollingpin? Ah, ambil saja botol sirup yang kosong sebagai rollingpin! my messy workplace
Pertama kucoba bakar 30 menit, udah enak, tapi tengahnya masih belum kering benar. Pas coba 50 menit, duh kayanya kekerasan jadinya. Nah, kalau yang 40 menit cukup deh, luarnya garing, dalamnya lumayan empuk. Rasa kue ini kayanya seperti kue sagu ya? Cuma kalau kue sagu keju itu gampang ngeprul, kalau ini cukup kokoh. Kue apa ya jaman dulu yang kaya gini, hmm? Walaupun nggak pakai kulit jeruk, tapi aroma daun juruk purutnya pas digigit wangiii banget!
the more the merry
Oiya, ini resepnya yang sudah diadaptasi aja ya ;)
Bangket Daun Jeruk
diadaptasi dari Majalah Sedap Sekejap
Bahan:
untuk santan:
3 lembar daun pandan
175 ml santan (dari 1/2 butir kelapa parut yang dicampur dengan 12-15 lembar daun suji dan air)
500 gram tepung kanji
2 lembar daun pandan
5 lembar daun jeruk purut -> aku pakai 6 lembar kecil
1 buah jeruk purut, ambil kulitnya -> aku nggak pakai, habis nggak ada sih
1/2 sendok teh garam
2 kuning telur
1 putih telur
200 gram gula halus
"ouch, my ear!"
Cara membuat:
- Blender daun suji yang sudah disobek-sobek dengan 100ml air hingga halus.
- Campur air suji ke parutan kelapa, aduk rata, peras, ambil santannya sebanyak 175ml atau lebihkan sedikit bila takut santan menyusut setelah mendidih nanti.
- Rebus santan, daun pandan, daun jeruk, kulit jeruk, dan garam sambil diaduk sampai mendidih. Angkat lalu saring dan dinginkan.
- Sangrai tepung kanji bersama daun pandan sampai daun pandan kering. Angkat dan dinginkan.
- Panaskan oven 140 derajat Celcius.
- Kocok telur dan gula sampai kental. Tambahkan tepung. Aduk rata lalu masukkan santan sedikit-sedikit sambil diaduk. Bila adonan sudah kalis (tidak lengket di tangan) tidak perlu mencampurkan semua santan.
- Giling adonan setebal 1 cm. Cetak lalu letakkan di loyang yang telah dioles margarin.
- Oven sampai matang, kurang lebih 40 menit.
..and a jar of it
No comments:
Post a Comment