Monday, January 31, 2011

Roti Gulung Isi


Dede penasaran


Lagi pengen balik berkreatifitas membuat makanan untuk Abang dan Dede. Selain itu, ada sisa daging cincang dan ikan di kulkas. Aku memutuskan pakai daging cincangnya dulu karena sudah lebih lama disimpan. Karena kemarin habis beli roti gandum tawar, pikir-pikir... Marilah bikin roti goreng isi.
Setelah mengintip buku Pak Wied, Buku Pintar Menu Balita 30 Hari, ternyata resepnya cukup sederhana. Alhamdulillah Ummi menyimpan frozen mix veggie, jadi bisa mempersingkat waktu membuat makanan ini. To be honest, this was not really a total good morning, haha! I missed to wake my hubby up, so he was a bit late to go to work. Masalahnya sedikit telat bangun bisa menyebabkan banyak telat sampai di kantor. You know, Jakarta. Sigh! Terus eike kena tegor beliau dwehhh... Salahku juga sih, matiin alarmnya.
Anyway, aku membuat roti ini nggak selengkap resepnya. Alasannya adalah karena: 1. Malas, 2. Bahannya memang nggak ada. Karena Malas, maka nggak pakai tepung panir, cukup telur kocok saja, jadi seperti sosis solo. Seledri juga nggak pakai, karena nggak sedia di rumah.
Yoweis, show must go on!
Aku membuat ini untuk sarapan anak-anakku. InsyaAllah sudah lumayan lengkap ya gizinya dalam satu potong. Rasanya aku akan membuat lagi untuk bekal kapan-kapan.

Aku akan posting resep yang sudah kubuat saja ya..


Roti Gulung Isi

Bahan:
4 lembar roti gandum tawar, pipihkan (using hand is fine!)
minyak goreng secukupnya

Isi:
50gr daging sapi cincang
3 sdm frozen mix vegetables (or any veggie is good)
2 siung bawang merah, cincang halus
1 siung bawang putih, cincang halus
sedikit air
2 sdm susu cair (dalam resep asli nggak pakai sih)
garam
gula
lada halus
biji pala halus
1/2 sdm terigu, larutkan dengan 2 sdm air

Pelapis:
1 btr telur, dikocok
(dalam resep asli juga menggunakan tepung terigu dan tepung panir)

Cara membuat:

- Isi: Tumis bawang merah, bawang putih dengan 1 sdm minyak hingga harum, masukkan daging dan sayuran, aduk hingga kaku. Tambahkan air, gula pasir, garam, lada, biji pala, dan susu, masak hingga daging matang dan air kesat. Masukkan larutan terigu, aduk hingga mengental. Angkat.
- Oleskan isi merata diatas roti. Gulung sambil padatkan, kunci dengan 2 buah tusuk gigi agar gulungan tidak terbuka bila perlu. (aku nggak punya tusuk gigi, tapi tanpanya ternyata bisa juga)
- Panaskan minyak.
- Celupkan roti ke dalam telur kocok. Goreng roti ke dalam minyak sampai kecoklatan.
- Angkat. Tiriskan. Hidangkan.

Friday, January 28, 2011

Oatmeal Lace Cookies


Let the cookies crumble..hm..
Kalau ngomongin oatmeal, atau dulu sering disebut havermout, benar-benar jadi ingat waktu masih kecil. Aku sangat familiar dengan oatmeal, karena sering sekali makan oat. Dulu kami, aku dan abang-abangku, sering dibuatkan bubur oat oleh eNek(nenek). Rasanya pasti manis dan pakai susu biasa atau susu cokelat bubuk. Pilihan lainnya? Dingin atau hangat. That's it.
Tapi, aku juga ingat rasanya eNek pernah membuat kue kering dari oatmeal. Bahannya seingatku sangat mudah, tapi apa itu bahannya aku sangat-amat-lupa. Hiks!
Dari banyak resep oatmeal cookies yang kutemukan di internet, rata-rata menggunakan banyak bahan, seperti telur, bahkan baking soda dan lainnya.
Setelah berbulan-bulan lamanya berhenti mencari, aku browsing lagi untuk oatmeal cookies ini. Voila! Senangnya bisa menemukan resep ini yang bukan hanya gampang, tapi juga memerlukan sedikit sekali bahan dan cara yang super-duper mudah!
Oatmeal cookies sederhana seperti ini sering disebut Lace Cookies di luar sana. Mungkin karena tepi si cookie ini tipis dan terkesan berenda-renda.
Aku buat kue ini sesuai dengan resepnya, hanya menggunakan gula biasa dan tanpa vanilla. Memang manis. Tapi aku nggak tahu ya, apakah kalau mengurangi gulanya akan mengubah tekstur atau nggak. Mungkin bisa dicoba menggunakan 1/3 cup gula saja, atau ditambah garamnya menjadi 2 pinch (;p), atau menggunakan salted butter. I think salt could really helps.
Adonan kue ini saat mentah memang sangat crumbly alias pera. Tapi jangan takut, bentuklah sebisa mungkin sambil dipadat-padatkan sedikit. Nanti setelah matang ia tetap akan menyatu juga kok.
Ohya, nggak boleh juga lupa menceritakan aromanya, it's sooooooo buttery, emmmm!!!
Anyhoo, I just love the simplicity of it.
I ate it myself. Who care? ;p




Oatmeal Lace Cookies

Bahan:
1/2 blok mentega tawar (dari mentega batangan(yang 227gr) kupotong dua, kuambil separuhnya)
1/2 cup gula pasir
secubit garam
1 1/4 cup oatmeal (non instan)
3 sdm tepung terigu

Cara membuat:
- Panaskan oven 180C
- Campur oatmeal dan terigu di dalam mangkuk. Sisihkan.
- Cairkan mentega, gula dan garam di atas api kecil hingga mentega larut. Angkat
- Aduk campuran mentega cair ke dalam oatmeal-terigu hingga rata.
- Siapkan loyang dengan mengolesi mentega dan terigu tipis-tipis.
- Tuang satu sendok makan adonan ke atas loyang. bentuk bundar dan pipihkan dengan sendok. Beri jarak yang cukup jauh karena ia nanti akan melebar.
- Panggang sekitar 8-12 menit. Untuk awal coba panggang 8 menit dulu. Kalau kurang baru tambahkan waktunya.
- Kue sudah matang kalau tepi kue kecoklatan dan tengahnya masih tetap agak putih.
- Angkat. Biarkan sampai kue cukup dingin untuk digeser. Angkat kue dari loyang.
- Hidangkan.

*Menghasilkan 15 keping kue

Friday, January 14, 2011

ChocoBanana Muffin


Sebetulnya dari kemarin Abang memelas-melas minta kue cokelat. Tepatnya dia bilang begini, "Abang mau Tueh ToTatttt.... Tueh Totattt..".
Sayangnya kemarin adalah hari malas sedunia-ku. Jadi meskipun ia memelas, aku teuteup malas buanget deh. Untungnya Abi beli kue bantal dan cakwe. So, his craving for "Tueh Totat" has to be postponed. Meskipun nggak menjanjikannya apa-apa, tapi dalam hati aku bertekad akan memenuhi keinginannya. Paling cepat, ya pagi ini. Paling lambat? Yah, sebelum aku lupa :)

Sudah dari tadi malam aku berpikir, bisa bikin apa pagi-pagi, sambil mendata bahan-bahan yang ada di rumah dalam otakku. Telur, ada, tapi di dalam kulkas. Maka kuputuskan saja untuk tidak membuat kue yang additive-free. Membuat kue additive-free dengan telur yang sudah berdiam di kulkas memiliki resiko bantet lebih besar. Lanjut. Terigu, ada. Pisang? Cuma ada dua. Tapi bisa, lah. Cokelat? Aku putuskan pakai cokelat bubuk saja. Mentega? Pakai minyak aja deh, kan bikin moist juga. Ok, let's see it later in the morning, I thought.

Paginya, aku bangun agak terlambat, meski masih sempat shalat Subuh. Baru ingat juga, "Tueh Totat". Untungnya pagi ini aku nggak usah menyiapkan bento dan sarapan Ayah. Jadi browsing blog sendiri, cemplang-cemplung, nothing to loose, voila, jadi juga muffin piscok(pisang cokelat)! Alhamdulillah.
Oiya, untuk bahan pengembangnya aku pakai sedikit soda kue dan sedikit baking powder. Jumlah yang kupakai ini sedikit sekali dibandingkan resep muffin kebanyakan. Aku lihat banyak resep muffin seenggaknya menggunakan 1 sendok makan baking soda atau baking powder atau keduanya. Bahkan ada yang sampai 2 1/2 sendok makan! Terbukti tho, dia bisa mengembang juga tanpa banyak baking powder atau baking soda. Kita kan, lagi bikin makanan, bukan pembersih kamar mandi, hehe.

Kata Abang, "Enaaakkkk! Naa, ini baru enaakk!". I wonder where did he got those words from? Hehe..

Maaf ya ada tulisan produk di piringnya. Bukan iklan dan nggak jualan. I just like the polkadot on it.


ChocoBanana Muffin

Bahan:
2 buah pisang Ambon
1 butir telur, kocok dengan garpu
3/4 cup gula
1/4 cup minyak goreng
1 1/2 cup tepung terigu
1/4 sdt baking soda (that's all I have)
1/2 sdt baking powder
2 sdt cokelat bubuk
1/4 sdt garam
sedikit kenari cincang

Cara membuat:
- Panaskan oven 175 C.
- Lumuri loyang muffin dengan sedikit mentega/margarin.
- Lumatkan pisang dengan garpu.
- Campur rata terigu, soda kue, baking powder, cokelat bubuk dan kenari di mangkuk.
- Di mangkuk lain campurkan minyak, pisang lumat, gula, kocokan telur dan garam. Aduk rata.
- Masukkan campuran terigu lalu aduk. Don't overmix.
- Tuang adonan ke dalam loyang. Panggang sekitar 20 menit atau setelah lulus tes tusuk.
- Angkat. Hidangkan.

Menghasilkan 12 mini muffin.

Just a note, I just realize that I just made a dairy-free muffin. Cheers!

Sunday, January 9, 2011

Klappertaart (Coconut Pudding) - Sauce style



Aha! Klappertaart! Hmm....
I don't think I can say klappertaart without drooling, haha!
Klappertaart yang merupakan makanan khas Manado ini jelas punya pengaruh Londo alias Belandanya ya. Klappertaart sebetulnya masuk ke jenis puding-pudingan(pudding) bagi orang bule. Tapi sebetulnya Klappertaart ini bahan dasarnya vla bagi orang Indonesia. Tapi ya vla=puding. Cuma saja kalau orang Indonesia kebanyakan tahunya yang namanya puding itu ya, agar-agar, hehe.
Anyway, I looooove Klappertaart! Dulu sering kali kesukaanku pada Klappertaart terhambat dengan harganya. Dasar pelit ya?
Setelah akhirnya iseng mau lihat bahan-bahan Klappertaart di resep, aku berpikir bahwa ini nggak lebih susah dari pada bikin vla agar-agar. Puding agar-agar dan vla-nya merupakan salah satu makanan yang pertama-tama kubuat sejak SMA, and quite mastering it. Bukan mau nyombong sih, bagiku tuh bisa bikin puding dulu udah bagus banget lho.
Nah, resep Klappertaart ini merupakan setengah resep yang baaaanyak beredar luas di internet. Just google 'Klappertaart Wilton', and voila, you'll got plenty of them!
Bedanya, aku mengurangi jumlah gulanya, skip the custard flour, dan menukar 100cc susu dengan air kelapa. Maksudnya sih, biar 'ngelapa' banget gitu. But, I think it works well.

But again! I forgot the flour again! Kali ini lupa terigunya untuk si topping. Oh nevermind! Bwahaha! Dear God.... -__-"

Sebetulnya ini 2nd attempt. I forgot to add flour on my 1st attempt, hehe.
My parents and my hubby love this. I'm so glad that I finally can make something that they actually can ask for more! Asyiknya lagi, aku sekarang bisa bikin Klappertaart kapanpun kumau.

For a note, Hubby ku suka banget dengan tekstur klappie ini yang mirip sauce, alias agak cair. Sedangkan Abi berharap klappie-nya lebih mirip caramel pudding, lebih set tapi masih gleyer-gleyer(bahasa yang benernya apa yak??). Lain lagi Umi yang lebih suka klappie kering yang bisa dipotong. Mungkin kapan-kapan aku coba membuat klappie dengan tekstur yang berbeda untuk 'memenuhi permintaan customer', hehe.

So this is it. My sort of way of klappertaart. Enjoy!

Klappertaart

Bahan:
400 cc susu(devide it into 300cc and 100cc)
100 cc air kelapa
100 gr gula pasir
25 gr tepung terigu
50 gr maizena
75 gr mentega
3 btr kuning telur
2 btr kelapa muda
1/4 sdt kayu manis bubuk
kenari panggang cincang secukupnya

Topping:
3 btr putih telur
3 sdm gula pasir
1 sdm tepung terigu
kayu manis bubuk
Kenari panggang cincang secukupnya

Cara membuat:
- Panaskan 300cc fresh milk dan gula pasir.
- Larutkan tepung terigu dan maizena dengan 100 cc susu.
- Masukkan campuran susu dan tepung kedalam susu panas, aduk terus sampai mengental dan meletup-letup. Angkat dari api, masukkan mentega, aduk rata.
- Masukkan kayu manis bubuk
- Masukkan kuning telur satu persatu
- Masukkan air kelapa, aduk rata.
- Masukkan daging kelapa muda, aduk rata.
- Masukkan adonan kedalam cup atau pinggan tahan panas. Bakar dengan cara au ban marie selama 15 menit dengan suhu 160° sampai ½ matang.
- Kocok putih telur dengan mixer sambil dimasukkan gula sedikit sedikit sampai kaku
Masukkan tepung terigu, aduk rata dengan spatula.
- Semprotkan toping keatas adonan yang telah dipanggang, taburi dengan kenari dan kayu manis bubuk.
- Bakar lagi sampai toping berwarna kekuningan.

Wednesday, January 5, 2011

Cake Pisang Tepung Beras


Sore...
Lagi seneng banget nih, habis bikin cake-nya mbak Nur El yang pernah ikutan Banana Week. Sampai-sampai belum ijin sama yang punya resep. Resep aslinya di sini ya.
Untuk Mbak Nur El, salam kenal dan sekalian ijin contek resep dan ngelink dari blog-ku ya Mbak. Maap nyontek dulu baru minta ijin, huhu.. *push up dulu deh*
Kuenya spongyyyy banget. Menggemaskan, pengen aku remes-remes (psycho-mode on!). Aku senang banget bisa kue yang gluten-free, additive-free kaya gini. Rasanya insyaAllah lebih alami dan lebih sehat.


karena tampak atasnya seperti bunga matahari, jadilah kuhias dengan daun-daun ^^


Ada sedikit perbedaan dari resepnya mbak Nur. Aku memilih memakai minyak sayur ketimbang mentega maupun margarin, karena masih ingat Pak Wied Harry bilang kalau nggak salah untuk kue lebih baik pakai minyak saja. Lalu aku pakai tepung tapioka sebagai pengganti tepung sagu. Jumlah pisangnya juga kulebihin sedikiiit sekali sekitar 10 gram lagi.
Aku memutuskan untuk memanggang dengan loyang loaf. Eh, ternyata masih bersisa banyak. Jadilah aku mengerahkan loyang-loyang muffin bersama liner-nya. Alhasil aku dapat 6 cupcake dan 1 loaf cake. Hooray!
Oiya, Mbak Nur El memanggang cakenya lama banget ya 1 1/4 jam(??). Aku memanggang baru sekitar 25-30 menit aja bagian atasnya sudah coklat gelap nyaris hitam. Kusimpulkan sih karena ovennya aja ya. Well, beda rumput, beda belalang. Beda rumah, beda ovennya ya, hehe!

Pokoknya seneng banget deh, terima kasih berat buat Mbak Nur El *peluk erat!*.


Cake Pisang Tepung Beras

Bahan:
160 gr pisang ambon
90 ml minyak sayur
100 gr tepung beras
20 gr tepung tapioka
4 btr telur ayam
100 gr gula palem
1/4 sdt garam

Cara membuat:
- Ayak bersama tepung beras, tepung sagu dan garam. Sisihkan.
- Haluskan pisang (aku menggunakan blender). Sisihkan.
- Panaskan oven pada suhu 190 derajat celsius.
- Lapis loyang dengan olesan tipis margarin, kertas roti, lalu olesan tipis margarin lagi. Bisa juga menggunakan loyang muffin dan mangkuk kertas tanpa oles-oles lagi. Sisihkan.
- Kocok telur dan gula palem dng kecepatan tinggi hingga adonan mengembang dan kental.
- Turunkan kecepatan menjadi kecepatan paling rendah. Masukkan pisang. Aduk hingga merata. Masukkan campuran tepung bergantian dengan minyak. Sambil diaduk hingga merata. Matikan mikser.
- Tuang adonan kedalam loyang. Panggang dng suhu 190 derajat celcius selama 25-30 menit, atau tergantung oven masing-masing.
- Keluarkan loyang dari oven.
- Tunggu hingga agak dingin agar cake sudah bisa dilepas dari loyang. Setelah dipotong-potong. Siap untuk disajikan.

spongy and yummy!